ASESMEN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (ANBK) DI SMAN 3 BENGKULU TENGAH
Bengkulu Tengah - Pemerintah telah secara resmi menjadikan ANBK sebagai pengganti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) telah dilaksanakan di SMAN 3 Bengkulu Tengah selama dua hari yakni Rabu 31/08/2022 s.d Kamis 1/09/2022.
Sejak beberapa tahun terakhir, ujian nasional sebagai penentu kelulusan sekolah telah diganti menjadi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Mengutip dari pernyataan kemendikbud, asesmen nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh kemdikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
Secara garis besar, ANBK merupakan sebuah evaluasi untuk memantau perkembangan mutu pendidikan dari satu pendidikan tingkat dasar hingga atas.
Tujuan ANBK adalah memaksimalkan analisis karakter peserta didik. Melalui ANBK, dapat dianalisis hasil belajar sosial emosional masing-masing peserta. Analisis karakter peserta diukur dari beberapa aspek profil pelajar Pancasila.
Peserta ANBK adalah siswa kelas V, VIII, dan XI disetiap jenjang yang dipilih secara acak oleh pemerintah, guru, dan kepala sekolah tiap satuan pendidikan. Khusus di program kesetaraan, peserta didik yang ikut asesmen nasional adalah siswa yang sedang berada di tahap akhir program belajarnya.
Anak-anak yang mengikuti ANBK kali ini dipilih secara acak sebanyak 45 siswa dengan cadangan lima siswa yang mewakili Kelas XI di SMAN 3 Bengkuku Tengah. Dari 45 anak dan lima cadangan tersebut diacak oleh sistem. Jadi bukan dari pihak sekolah yang menentukan. Yang menjadi cadangan lima anak ini akan menggantikan apabila dari 45 anak tersebut ada yang berhalangan.
Asesmen nasional ini bukan berarti langsung menggantikan peran Ujian Nasional (UN) dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Melainkan hanya menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan.
SMAN 3 Bengkulu Tengah sebagai salah satu sekolah negeri pada tingkat satuan pendidikan dasar melaksanakan ANBK, yang dilaksanakan dalam dua sesi. Pelaksanaan ANBK melibatkan 1 proktor, 1 teknisi dan 1 pengawas di setiap ruangan ujian ANBK berlangsung. Pengawas ANBK di SMAN 3 Bengkulu Tengah adalah guru dari MA Al-Hasannah.
ANBK akan menilai satuan pendidikan lewat tiga instrumen, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Masing-masing instrumen memiliki karakteristik pengerjaan yang berbeda-beda.
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Instrumen pertama dalam ANBK adalah Asesmen Kompetensi Minimum yang ditujukan untuk mengukur literasi membaca dan literasi matematika murid. Literasi membaca diartikan sebagai kemampuan murid untuk memahami dan menguasai berbagai jenis teks dalam menyelesaikan masalah. Sementara literasi matematika adalah kemampuan berpikir murid untuk menggunakan perhitungan dalam menyelesaikan suatu soal masalah.
- Survei Karakter
Dalam instrumen ini, murid akan diukur dengan enam karakter profil pelajar Pancasila, yaitu:
- Berakhlak mulia
- Berkebhinekaan global
- Bergotong royong
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Kreatif
- Survei Lingkungan Belajar
Instrumen terakhir adalah Survei Lingkungan Belajar, yang dikerjakan oleh seluruh instrumen sekolah seperti murid, guru, dan kepala sekolah.
Instrumen ANBK ini diujikan dalam dua hari yakni: hari pertama untuk literasi membaca dan hari kedua untuk kompetensi numerasi . Masing-masing AKM dikerjakan dalam waktu 90 menit sedangkan jumlah soal yang tersedia adalah 36 butir soal yang terbagi dalam tiga stage.
Maksud diadakannya tes literasi adalah untuk mengukur sejauh mana peserta memiliki kemampuan memahami bacaan, menganalisis, berpikir logis, dan memecahkan soal dan menyimpulkan berdasarkan informasi yang didapat.
Sedangkan Numerasi adalah kemampuan untuk menerapkan konsep bilangan dan keterampilan berhitung dalam kehidupan sehari-hari dan menginterpretasikan informasi kuantitatif yang ada di sekitar kita. Kemampuan ini dibuktikan dengan adanya rasa nyaman terhadap bilangan dan kepandaian dalam mengaplikasikan keterampilan matematika.
Dapat dikatakan, kegiatan AKM ini merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan minimal yang dibutuhkan siswa, dalam hal literasi dan numerasi. Siswa diharapkan memiliki kemampuan minimal atau kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk kelancaran belajar di berbagai mata pelajaran.
(LZ).
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini