KUNJUNGAN KE KAMPUNG BATIK DESA PANCA MUKTI KABUPATEN BENGKULU TENGAH
Bengkulu Tengah - Siswa/siswi SMAN 3 Bengkulu Tengah berserta dewan guru seni budaya dan PKWU kunjungan ke kampung batik desa panca mukti kabupaten Bengkulu Tengah guna menambah pengetahuan tentang batik besurek yang menjadi salah satu ciri khas dari provinsi Bengkulu.
Motif batik besurek terus berkembang dengan beragam motif tanpa meninggalkan motif kaligrafi sebagai dasar.
Pada awalnya, batik besurek hanya digunakan untuk upacara adat, seperti pakaian pengantin pria pada saat nikahan, acara siraman calon pengantin putri, ziarah kubur sebagai rangkaian upacara pernikahan, dan lain sebagainya.
Pada perkembangannya, batik besurek juga digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti pakaian dinas, pakaian pesta, busana muslim, maupun busana harian.
Batik besurek juga digunakan untuk produk cindramata, seperti dompet, tempat tisu, tas, kopiah, dan berbagai aksesoris lainnya.
Menurut bapak pengrajin batik “melatih karakter dan mengosentrasikan pikiran dengan hati disitulah melatih diri kita untuk fokus pada apa yang sedang kita kerjakan”.
Menggoreskan lilin menggunakan canting ke dalam kain yang telah kita gambar pola sebelumnya haruslah menembusi kain. Jika tidak tembus bisa kita ulangi dengan menggoreskan lagi di bagian belakang kain. Agar warna yang dihasilkan nantinya dapat terlihat jelas dan rapi. Memegang canting saperti memegang pena atau pegang lah senyaman mungkin.
Menurut pengrajin baik ibu Ika dan Nani “siswa SMAN 3 Bengkulu Tengah yang berkunjung ke kampung batik desa panca mukti kabupaten Bengkulu tengah untuk melestarikan batik ini bagi kami sangat bagus , menjadi salah satu model bagi generasi selanjutnya untuk melestarikan budaya-budaya batik yang ada di Bengkulu ini. Agar siswa menomorsatukan nilai luhur yang telah ditinggalkan, salah satunya batik besurek ini”.
Harapan kami sebagai pengrajin batik siswa/siswi SMAN 3 Bengkulu Tengah agar mereka cinta dengan baik, dan kemudian bermanfaat untuk menambah nilai ekonomi di kemudian harinya. Jika mereka tamat sekolah mungkin akan menjadikan kerajinan membatik ini sebagai mata pencarian mereka.
Guru seni dan budaya SMAN 3 Bengkulu Tengah ibu Yulizar, S.Pd mengatakan “saya sangat berkesan sekali karena penyambutan yang sangat terbuka dari para pengrajin batik di desa panca mukti kabupaten Bengkulu tengah karena telah menerima siswa/siswi SMAN 3 Bengkulu Tengah dan mengajarkan ilmu-ilmu membatik untuk siswa/siswi kami dan jangan bosan-bosan untuk menerima kami, memberi ilmu saat kami berkunjung ke sini. Karena dengan berilmu akan menjadi pahala yang sangat besar nnatinya. Terimakasih sekali dan suskses selalu untuk pengrajin di desa panca mukti kabupaten Bengkulu tengah.
Ibu Yulizar juga menambahkan “kelangsungan untuk kedepannya siswa/siswi SMAN 3 Bengkulu Tengah lebih bisa memahami, melestarikan budaya daerah yang sudah turun temurun ini. Batik merupakan atau termasuk pada mata pelajaran seni dan budaya dan PKWU untuk menyongsong kurikulum merdeka. Sehingga siswa/siswi termotivasi untuk membuat karya sebagai bentuk pengembangan diri dan memenuhui tugas-tugas yang diberikan guru. Dan karya tersebut akan dipamerkan dan kita juga akan melakukan sejenis bazar untuk diperjual belikan sehingga masyarakat tahu si SMAN 3 Bengkulu Tengah kita bisa memproduksi atau menghasilkan karya seni batik (yang bernilai ekonomis) yang sudah hampir punah ini. Karena kalau bukan kita yang melestarikan siapa lagi itulah tugas kita sebagai generasi muda dan pelajar”.
(Tim MC).
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini